Wednesday, September 26, 2012

Saatnya

Saatnya kuputuskan.
Kau atau dia.
Tak bisa kuterus permainkan perasaannya.
Dia punya hati, begitupun aku.
Jangan berfikir posisiku tidak tersakiti.
Karena disini peran yang sulit adalah aku.
Aku harus memilih diantara mereka.
Firasatku mengatakan, kau.
Tak apa,
Aku harus kehilangan salah satu diantara mereka.
Tak apa,
Asal semua adil.
Tak apa,
Walau aku merasa beban.
Maafkan aku:")
Ini salahmu, salahmu yang lamban datang kepadaku.
Saat kumemilihnya, kau baru datang.
Kemana saja kau?
Saatku menunggumu, kau tak pernah datang.
Tapi sekarang.
Saat kupilih dia, kau munculkan peranmu didalam tokoh dikehidupanku.
Ini salahmu, bukan salahku.

Tuesday, September 25, 2012

Jangan tanya...

Jangan tanya padaku, mengapa aku berubah.
Jangan tanya waktu, mengapa iya begitu cepat berlalu.
Jangan tanya air mataku, mengapa iya selalu jatuh.
Tanya pada dirimu sendiri.
Apa yang telah kau perbuat.
Perubahanku bukan tanpa alasan.
Siapa yang salah disini?
Aku? mengapa selalu aku?
Sungguh, aku lelah.
Bukan bosan, tapi lelah.
Tak apa jika pada akhirnya kau dan aku bukan satu.
Tapi, setidaknya kita pernah menjadi satu.
Walau bukan untuk selamanya.

Sorry

Maaf lancang mengatakan ini, bukan maksudku melukaimu.
Aku hanya ingin yang terbaik.
Aku hanya ingin kejujuran.
Aku tak mau ada yang ditutup-tutupi.
Walau pada akhirnya, harus ada korban perasaan didalamnya.
Entah itu engkau, atau aku. Atau bahkan....dia
Tapi aku yakin, pada akhirnya pasti aku yang akan merasakan sakit.
Sekarang, terserah padamu.
Ingin menerima kenyataan ini, atau lari dari kenyataan ini.
Pahit memang, sakit memang.
Tapi apa boleh buat? lebih baik sakit sekarang, dibandingkan sakit nanti tapi berkelanjutan.
Aku tau aku yang salah, aku tau aku yang tak bisa memilih.
Tapi inilah aku, tak ingin kehilangan salah satu dari kalian.
Egois? memang.
Maafkan aku.
Kau tak harus menjawabnya.
Kau hanya perlu mengerti. Itu saja cukup.

Friday, September 21, 2012

Beberapa bait, untuk dia atau dia...

Memang tak ada lagi yang harus diperjelas, karena ini sudah jelas. Kau dan aku hanya sebatas saling kenal, tidak kurang apalagi lebih.
Aku tau aku salah, telah tertarik oleh seseorang seperti dirimu.
Tuhan, dosakah aku jika menyimpan perasaan pada dirinya.
Sedangkan aku sudah memiliki dia.
Pada awalnya, ketertarikan ku memang jatuh kepadanya.
Tapi... tak ada respon yang datang.
Tiba-tiba dia datang, menutupi luka.
Hanya menutupi, bukan mengobati.
Bisa saja luka ini lama-lama-lama akan terbuka dan terlihat kembali.

Lama dari itu, respon darimu baru datang.
Saat ini.
Saat ada dia dikehidupanku.
Sekarang,
Senyumku dapat balasan.
Sapaku dapat jawaban.
Dan, langkahku dapat tujuan.
Tapi ada dia, seseorang yang bisa dengan cepat menutupi lukaku.
Tak bisa kulepas, betapa egoisnya aku jika itu benar kulakukan.
Hidup adalah pilihan, aku harus memilih.
Dia atau dia...
Dia yang telah menutupi lukaku atau dia yang membuat luka dan tiba-tiba datang membawa obat luka yang iya ciptakan sendiri.


Thursday, September 20, 2012

Zxcvbnm

Apa kubilang, jangan membuatku terlalu lama menunggu.
Lihat sekarang? maaf, ini bukan mauku. Ini takdir. Aku tak bisa menepis takdir.
Tanya pada Tuhan, tanya pada dirimu sendiri.
Aku tau, walau kau tak memberi tau.
Aku ingin, walau waktu dan keadaan tak memungkinkan.
Ada dia, yang tak bisa kutinggalkan begitu saja...
Maaf untuk kali ini, aku tau ini bukan salahmu. Tapi ini kecerobohanmu.

Late


Bukan rasa sesal, hanya saja aku merasa sedikit terbebani kau mengatakan ini. Terlambat? sangat. Kau mengatakan ini saat ku ada yang memiliki. Semudah inikah? entahlah, kurasa tidak.
Memang masih ada secerca perasaan yang kusimpan untukmu, tapi itu bukan alasan. Terlambatt