Dari
awal, firasatku mengatakan tidak. Tidak untuk menerima kau masuk lebih dalam
kedalam kehidupanku. lancang yang kurasa saat kau mulai memasuki perasaanku
terlalu dalam, dalam, dan bahkan lebih dalam lagi. Pernah terfikirkah dalam
benakmu bahwa kau tak selamanya ada disampingku? berasa sempurnakah kau? masuk
kedalam perasaanku tanpa izin dan pergi pun tanpa pamit.
Entah
apa kesalahan yang kuperbuat dimasa lalu, hingga sakit begitu sakit yang kurasa
saat ini. Tinta hitam dan layar putih menjadi saksi bisu betapa bingungnya
diriku akan sifatmu yang sangat tidak masuk akal itu. Aku mengerti, kau berhak
untuk melakukan semua itu. Tapi berfikirkah engkau? kau telah meninggalkan
goresan luka yang cukup luas didiriku, salah apa aku yaAllah.
Pada
awalnya, ini terjadi tanpa disengaja tanpa niat dan tanpa rekayasa. Setiap
pertemuan, setiap kau dan aku bertemu dalam satu kesempatan. Tatapan kosong
kulemparkan padamu, dan kau mengisinya. Senyuman manis kutumpahkan padamu, dan
kau membalasnya. Tapi itu dulu... sebelum semua ini terjadi.
Sekarang,
begitu berubah begitu berbeda 360 derajat. Setiap pertemuan ‘kau dan aku’ hanya
dingin yang kurasa, sifatmu tatapanmu dan.... segalanya. Kau perlakukanku
seperti orang asing. YaAllah jika aku boleh memilih, aku ingin menghentikan
waktu, tak ingin kulanjutkan hidupku, tak ingin kulihat tatapan tajammu itu tak
ingin ku rasakan dinginnya sifatmu padaku, tak inginnya kurabah senyum pahit
terpaksamu itu. Apa kesalahan yang telah kuperbuat yaAllah...
Mengapa
perilakumu itu baru-baru ini? saat perasaan ini mulai timbul sedikit demi
sedikit. Ingin rasanya kupertahankan, tapi apa daya? kau tak menginginkannya.
Aku hanya bisa menerima kenyataan, kenyataan bahwa kau dan aku tidak diciptakan
untuk menjadi ‘kita’
Bersyukur
kulimpahkan padanya-Nya, yang telah mengirimkan dirimu masuk kedalam kehidupan
nyataku walau hanya hitungan waktu. Bukan untuk selamanya... Aku yakin, semua
akan indah pada waktunya. Allah sudah mengatur segalanya.
Sekarang,
saat ini. Hanya satu pintaku, tolong mengerti aku yang masih belum terbiasa
tanpamu. Masih belum terbiasa hidup tanpa canda&tawamu. Tolong ajarkan aku
tersenyum walau tanpa hadirmu. Terimakasih:')
No comments:
Post a Comment